photo: pbs.twimg.com |
Seseorang
dulu pernah bilang, jika perkataan yang benar membuat kita kehilangan teman, maka
teruskanlah.. Teruslah melangkah.. Karena kebenaran
hakikatnya adalah saringan.
Ketika
kita berbuat atau berkata benar lantas dijauhi (semata karena kebenaran yang
kita sampaikan, bukan karena caranya) maka hendaknya kita bersyukur.
Berbahagialah
ketika teman-teman yang buruk telah disingkirkan dari hidup kita, sehingga yang
tersisa hanyalah yang baik-baik saja.
Karena
sesungguhnya saringan kita sedang bekerja. Agar yang tersisa untuk kita adalah
teman-teman yang baik-baik saja, yang Allah ridha dengan kita, dan kita pun
ridha dengan-Nya..
Ketika
cahaya hidayah mulai menyinari hidup kita, terkadang satu-dua bahkan beberapa
sahabat dekat mulai beranjak meninggalkan kita.Entah karena mereka menganggap
kita ini aneh, tidak siap menerima perubahan yang terjadi pada diri kita
setelah mengenal sunnah..
Risih mendengar kita menyampaikan kebenaran, atau mungkin hanya karena mereka
merasa ‘berbeda’ dengan kita.
It’s
something that comes naturally.
Adalah sunnatullah bahwa pelaku kebenaran selalu terasing dan dianggap aneh.
Dianggap tidak lazim dan menyelisihi manusia kebanyakan. Semata-semata karena
kebenaran yang mereka pilih dan sampaikan.
Bersabarlah..
Relakanlah mereka yang pergi karena akan datang pengganti yang lebih baik. Yang
akan mengokohkan keimanan ketika mulai merapuh, yang setia mendampingi dalam
segala keadaan, yang tak lupa mengingatkan ketika diri mulai lalai dan berdosa.
“Sesungguhnya
tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah ‘Azza wa Jalla, kecuali Allah
akan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih baik bagimu.”(HR. Ahmad, No 23074)
Persahabatan
layaknya seleksi alam. Siapa yang tetap bertahan di sisi setelah segala apa yang
terjadi adalah sahabat yang sejati dan sesungguhnya. Seseorang yang berbahagia
melihat kita berbahagia dan turut berduka ketika kita tengah berduka.
EmoticonEmoticon