Kesabaran: Resep Keharmonisan Keluarga Sakinah

Photo: pembina.com.my
Ini merupakan kejadian nyata di dalam kehidupan kita, simak dan renungkan hikmahnya dibalik cerita ini.

Suatu malam, Ummi yang bangun sejak pagi, bekerja keras sepanjang hari, membereskan rumah tanpa pembantu. Jam 7 malam (19.00 wib/red) Ummi selesai menghidangkan makan malam untuk Abi, sangat sederhana berupa telur mata sapi, tempe goreng, sambal teri dan nasi.

Sayangnya karena mengurusi adik yang merengek, tempe dan telor gorengnya sedikit gosong! Saya melihat Ummi sedikit panik, tapi tidak bisa berbuat banyak, minyak gorengnya sudah habis. Kami menunggu dengan tegang apa reaksi Abi yang pulang kerja pasti sudah sangat lelah, melihat makan malamnya hanya tempe dan telur gosong.

Luar biasa! Abi dengan tenang menikmati dan memakan semua yg disiapkan Ummi dengan tersenyum dan bahkan berkata,”Mi terima kasih ya!” Lalu Abi terus menanyakan kegiatan saya & adik di sekolah.

Selesai makan, masih di meja makan, saya mendengar Ummi meminta maaf karena telor dan tempe yang gosong itu dan satu hal yg tidak pernah saya lupakan adalah apa yang Abi katakan.
“Sayang ,aku suka telor dan tempe yang gosong”

Sebelum tidur, saya pergi untuk memberikan ciuman selamat tidur kepada Abi, saya bertanya ”apakah Abi benar-benar menyukai telur dan tempe gosong?”
Abi memeluk saya erat dengan kedua lengannya dan berkata, “Anakku, Ummi sudah bekerja keras sepanjang hari dan dia benar-benar lelah, Jadi sepotong telor dan tempe yang gosong tidak akan menyakiti siapa pun!”

“Belajar menerima kesalahan orang lain adalah satu kunci yang sangat penting untuk menciptakan sebuah hubungan yang sehat, bertumbuh dan abadi. Ingatlah emosi tidak akan pernah menyelesaikan masalah yang ada, jadi selalulah berpikir dewasa. Mengapa sesuatu hal itu bisa terjadi pasti punya alasannya sendiri, janganlah kita menjadi orang yang egois hanya mau dimengerti ,tapi tidak mau mengerti.


EmoticonEmoticon