Oleh: Z
Banyak
orang yang malas memastikan perasaannya sendiri. Apakah sekedar perasaan
sepintas karena paras yang yang menawan? Atau pada perilakunya yang santun?
Apakah sebuah kekaguman saja kepada seseorang? Apakah hanya sebuah rasa
penasaran kepada orang tersebut?
Aku
sudah memastikan perasaan kepada seseorang selama lebih dari sekian tahun dan
aku belum bisa mengenalinya dengan baik. Apakah ini benar-benar perasaan yang
baik? Ataukah sekedar hasrat yang aku tanggapi
secara berlebihan?
Bukan, bukannya aku takut untuk mengatakan.. Aku hanya takut kalau perasaan ini bukanlah sesuatu yang seharusnya dituruti. Seperti gejolak-gejolak yang tidak selayaknya diladeni. Aku takut ini hanya sebuah perasaan senang kepada tantangan, sebagai seorang laki-laki yang suka tantangan. Rasa penasaran kepada seseorang yang jika rasa penasaran itu hilang, lantas perasaan itu tidak menjadi bermakna sama sekali.
Aku memastikannya
lebih dari sekian tahun. Dalam perjalanannya pun aku tertarik dan memiliki
perasaan kepada yang lain. Lalu aku mempertanyakan perasaanku yang pertama
tadi. Benarkah aku benar-benar memiliki perasaan kepadanya, mengapa aku
tertarik dengan yang lain?
Aku
terus mempertanyakannya, memastikan seluruh perasaan itu yang terkumpul menjadi
satu. Menganalisanya satu persatu mana yang benar-benar rasa, mana yang sekedar
kagum. Mana yang sekedar terpikat paras, mana yang sekedar main-main. Aku
mempertanyakannya hingga hari ini, hari ketika aku masih belum juga
mengenalinya. Sampai pada titik dimana aku merasa ada satu hal yang berbeda
dari rasa-rasa yang lain, yaitu aku selalu kembali kepadamu. Perasaan itu
selalu kembali kepadamu.
Aku
tahu ini bukan jawaban yang singkat, nyaris seumur sekolahku aku mencari
jawabannya. Sekalipun aku sudah berusaha menghilangkannya. Kini aku berdamai
pada diriku sendiri, aku tahu aku selama ini bergerak menujumu. Perasaan itu
hanya perlu dipatri pada satu tempat agar tidak kemana-kemana lagi.
Memastikannya
membutuhkan waktu yang berbeda setiap orang, bahkan ada yang bertahun-tahun.
Delapan tahun? Sembilan tahun? Bahkan lebih. Memendamnya hanya untuk
memastikan, benarkah?
Hingga
pada jawaban terakhir ketika setiap pemilik rasa mau dan mampu berdamai dengan
perasaannya. Ada yang menemukan jawabannya ternyata benar atau ternyata selama
ini salah. Ada yang kemudian mundur dengan bahagia. Ada pula yang memastikannya
hanya butuh bilangan bulan sejak merasa pertama kali.
Dan
untuk memastikannya membutuhkan kesabaran dan ketekunan pendekatan kepada
Allah. Tak perlu diwujudkan dalam perilaku yang norak untuk mencuri perhatian.
Diamlah dan dengarkan nasihatku; pastikanlah, pastikanlah, pastikanlah.
Agar
kamu tidak seperti pemuda yang tergesa-gesa mengungkapkan perasaanya, pemuda
yang terpedaya oleh angan-angannya sendiri. Pemuda yang tidak memiliki visi
apapun dalam hidupnya, pemuda yang terperangkap dengan tontonan hidup ala
barat.
Maka
pastikan perasaan itu kepada Allah,
pastikanlah dengan bukti berani menikahinya dengan konsep agama. Maka kau tak
akan menikmatinya.. Barakallah
EmoticonEmoticon